Kritik Tanpa Solusi Namanya Nyinyir



Sering orang menyebut, "Ini adalah kritik" terutama saat-saat Pilpres kemaren, atau seseorang tidak suk kepada oranag lain, contohnya Presiden Joko Widodo. Munadi Herlambang mengatakan, jika hanya melakukan kritik, siapapun bisa. Serendah-rendahnya pendidikan seseorang, sangat mampu melakukan itu. Toh gratis, kritik sana, kritik sini.

Senada dengan hal yang disampaikan oleh Munadi Herlambang, hari ini Antara mnurunkan artikelnya, pendapat seorang pengamat tentang kritik. Disajikan pada blog ini.

Pakar komunikasi politik Universitas Pelita Harapan Dr Emrus Sihombing mengingatkan kritik terhadap kebijakan pemerintah semestinya harus disertai solusi.

"Dalam pidatonya, Presiden Joko Widodo kan menyampaikan pesan moral agar tidak alergi terhadap kritik. Ini bagus," katanya, saat dihubungi Antara, di Jakarta, Jumat.

Pesan itu disampaikan Presiden dalam pidatonya di depan Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI di Gedung MPR, DPR, DPD RI Jakarta.

Emrus melihat pesan agar tidak antikritik itu tidak ditujukan untuk lembaga-lembaga tertentu, namun lebih sebagai pesan moral kepada lembaga apapun agar tidak antikritik.

"Sebagai pesan moral. Bukan berarti ada di situ, menunjuk ada insitusi yang antikritik, tidak. Tetapi, dia ingin mengingatkan bahwa semua lembaga pemerintah, lembaga negara harus terbuka dari kritik masukan dari berbagai pihak," katanya.

Namun, Emrus mengakui terkadang ada sejumlah pihak yang melontarkan kritik hanya dari satu sisi atau sudut pandang, dan terkesan memojokkan lembaga yang dikritik.

"Kadang-kadang, kritik dikemukakan orang hanya dari satu sisi. Sisi tertentu yang memojokkan instansi lembaga yang dikritik. Ini tidak baik," kata Direktur Eksekutif Emrus Corner itu.

Bahkan, kata Sihombing, kritik juga disampaikan tanpa disertai jalan keluar yang justru memberikan persepsi yang kurang produktif terhadap lembaga yang menjadi sasaran kritik.

"Siapapun yang mengkritik tidak boleh melihat satu sisi persepsi sehingga publik seolah-olah (menilai) negatif. Berikan juga solusi, jalan keluar," kata Emrus.

Dalam pidatonya, Presiden Joko Widodo mengimbau seluruh aparatur negara untuk tidak cepat berpuas diri dan alergi terhadap kritik.

"Kita tidak boleh cepat berpuas diri. Kita perlu saling mengingatkan dan saling membantu, dan kita tidak boleh alergi terhadap kritik," ujar Jokowi ketika menyampaikan pidato di depan Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI di Gedung MPR DPR DPD RI Jakarta, Jumat.

Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa segala pencapaian dari lembaga-lembaga negara seharusnya menjadi modal untuk bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan di masa depan, sehingga tidak sepatutnya merasa berpuas diri.

"Bagaimanapun kerasnya kritik itu, harus diterima sebagai wujud kepedulian, agar kita bekerja lebih keras lagi memenuhi harapan rakyat," ujar Jokowi.

Comments

Popular posts from this blog

10 Makanan yang Dapat Menurunkan Kadar Kolesterol Jahat

Pabrik Esemka Diresmikan Presiden Joko Widodo

Pembangunan Harus Indonesia Sentris